Rabu, 03 Juni 2009

BUNDA

Bunda…

Sembilan bulan sepuluh hari

Kau mengandungku

Selama itu kau menahan sakit

Bunda…

Kini aku sudah dewasa

Ku akan membalas jasamu

Menyayangimu…

Dan berbakti padamu…

Bunda…

Kasihmu sepanjang masa

Kau tak pernah lelah

Merawatku dan menyayangiku

Itulah kehendak Tuhan

Meletakkan surga

Di bawah telapak kaki ibu

Karna bunda sungguh mulia.

TANPA MU

Sudah kupecahkan gelas – gelas itu

namun hatiku tetap sunyi

Haruskah kutunggu dunia ini menjadi damai

hingga aku bisa tertawa lepas bersamamu

Tegakah hatiku yang kering ini sejenak sejuk

oleh air mataku sendiri

dan bukan oleh merdu suaramu.

KENANGAN

kenangan . . .
yang teringat hanya canda dan kesedihan
dalam gelap hati aku menangis
mengenangpun tak jadi arti
semua yang telah terjadi
takkan kembali

kenangan . . .
kan tercipta bila kekasih pergi
tuk selamanya
bisikan hati yang tersimpan dalam bayangan telah jadi bintang
kali ini ku takkan biarkan ia terjatuh atau menangis

AKHIR CINTA

_bintang yang ku tunjuk
cahayanya perlahan berubah kelam
hancur jatuh berantakan
padahal belum sempat ku utaraka sajak-sajak cinta yang tercipta karenanya

_taman langit seolah suram
petang tak benderang tak membuat hatiku berteman.,

_bintang hati telah lebur terganti
namun tiada arti
sajak ku suram tak ada setitik terang

_mungkin inikah akhir cerita cinta di tengah malam terhias purnama menyatu dalam angin melantun pilu

_purnama itu terluka,bercucur air mata di tahan dengan senyum sayup merekat dengan cinta dalam pertemuan di iringi sepatah kata

“ini yang terbaik” bisikmu

_daun menari sendu angin melantun pilu perpisahan memang harus tercipta

_malam merapat pulang
di tengah sesal jalan ku kini terkikis kelam.